Wednesday, 8 August 2018
Film Legendaris - Sundel Bolong (1981)
Nama aktris (almarhum) Suzanna dikenal publik sebagai Ratu Film Horor Indonesia. Selain karena banyaknya film horor yang diperaninya sukses besar, Suzanna memiliki tatapan tajam yang cukup ditakuti banyak orang. Belum lagi kisah hidupnya yang sering dikaitkan dengan dunia klenik, membuat Suzanna semakin identik dengan film horor.
Padahal wanita yang bernama asli Suzanna Martha Frederica van Osch yang lahir di Bogor tanggal 13 Oktober 1942 (meninggal di Magelang 15 Oktober 2008) ini mengawali karir keartisannya justru sebagai aktris film drama. Film pertama yang diperaninya berjudul Darah dan Doa (1950) karya sutradara Usmar Ismail. Selanjutnya karirnya terus melejit dengan banyak bermain di film-film drama seperti Asmara Dara (1958), Bertamasja (1959), Mira (1963), Segenggam Tanah Perbatasan (1965), Suzie (1966), dan lain-lain.
Film horor pertama yang diperaninya adalah Beranak dalam Kubur (1971). Film yang disutradarai Awaludin - yang juga diperani Mieke Widjaja dan Dicky Suprapto (yang kelak menjadi suami Suzanna), dan Ami Prijono - menjadi film horor master-piece yang sangat sukses di masa itu. Pasca kesuksesan film ini, Suzanna tidak langsung menetapkan pilihan untuk bermain di film bergenre horor. Dia masih tetap main di film-film drama hingga tahun 1981.
Pada tahun 1981, merupakan titik awal karirnya sebagai Ratu Film Horor Indonesia. Di tahun ini dia memerani film Sundel Bolong, sebuah film horor karya Sutradara Sisworo Gautama Putra. Film ini merupakan adaptasi dari mitos / cerita rakyat asal Malaysia yang kemudian menjadi sangat populer di masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.
Dalam film tersebut - yang juga diperani Barry Prima, Rudi Salam, dan Ruth Pelupessy - Suzanna berperan sebagai Alisa, seorang mantan PSK yang memilih untuk hidup menjadi wanita baik-baik setelah menemukan pria pujaan hatinya, Hendarto (Barry Prima). Alisa kemudian bekerja di sebuah butik milik Rudi (Rudi Salam). Rudi terpikat kecantikan Alisa dan berusaha menggodanya. Tetapi Alisa menolak dengan halus. Penolakan Alisa ini menimbulkan amarah Rudi.
Karena itu, Rudi kemudian menculik Alisa lalu memaksanya berhubungan intim. Akibat dari hal itu, Alisa hamil. Karena merasa malu dengan suaminya, Alisa kemudian bunuh diri.
Pasca kematiannya, Alisa berubah menjadi sosok arwah gentayangan dengan punggung bolong yang dikenal orang dengan sebutan Sundel Bolong. Satu-persatu orang yang pernah melukai hatinya - termasuk orang-orang yang menculik dan memerkosanya - tewas dengan cara mengenaskan.
Film ini menjadi film legendaris yang banyak disukai banyak orang. Tidak hanya itu, legenda Sundel Bolong yang awalnya hanya cerita mitos justru dipercayai sebagai kisah nyata pasca peredaran film tersebut.
Pasca kesuksesan film Sundel Bolong inilah, Suzanna kemudian sering bekerja sama dengan Sutradara Sisworo Gautama Putra menggarap film-film horor, seperti Nyi Blorong (1982), Nyi Ageng Ratu Pemikat (1983), Perkawinan Nyi Blorong (1984), Bangunnya Nyi Roro Kidul (1984), Malam Jumat Kliwon (1986), Petualangan Nyi Blorong (1986), Malam Satu Suro (1987), dan Santet II : Wanita Harimau (1989).
Selain itu, Suzanna juga banyak bekerja sama dengan sutradara lain dalam membuat film horor, seperti : Santet (1988), Ratu Buaya Putih (1988), Titisan Dewi Ular (1989), dan Perjanjian Di Malam Keramat (1991).
Tidak heran dengan intensitas bermain di film horor yang cukup tinggi selama dekade 1980-an, Suzanna kemudian meraih predikat Ratu Film Horor Indonesia.
Pasca mundurnya Suzanna dari dunia perfilman, banyak orang yang kemudian membuat ulang film bertemakan Sundel Bolong : Legenda Sundel Bolong (2007) yang disutradarai Hanung Bramantyo, dengan pemeran Uli Auliani dan Jian Batari. Selain itu jug ada Kafan Sundel Bolong (2012) yang disutradarai Yoyok Subagyo, dengan pemeran Azis Gagap dan Arumy Bachim. Sayangnya, kedua film itu belum mampu mengalahkan imej Suzanna dalam memerani Sundel Bolong.
Subscribe to:
Posts (Atom)