Sunday 27 May 2018

Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)


Bagi Anda yang besar di era 1980an, tentu pernah mengikuti Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) yang biasa dilakukan setiap hari Jumat pagi.

Ya, aktivitas senam massal merupakan sebuah aktivitas rutin yang dulu selalu dilakukan bersama oleh para murid dan guru. Biasanya dilakukan di hari Jumat pagi di lapangan terbuka. Senam ini sebenarnya tidak saja dilakukan oleh para guru dan murid, tetapi juga para pekerja PNS di masa itu.

Jika melihat dari sejarahnya, SKJ merupakan pengembangan dari aktivitas Senam Pagi Indonesia (SPI) yang dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia di masa itu (Order Baru). Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah agar masyarakat menjadi gemar berolah raga dan memiliki tubuh yang sehat. SPI pertama kali diperkenalkan dan diberlakukan di sekolah pada tahun 1970. Ada 4 seri gerakan SPI yang diperkenalkan waktu itu : SPI Seri A, B, C, dan D.

Pada tahun 1984, SPI berubah menjadi SKJ. Berbeda dengan SPI, SKJ merupakan gerakan olah raga yang lebih "modern" dengan iringan musik dan gerakan yang lebih energik. SKJ Pertama disebut SKJ 1984 dengan musik yang diaransemen Nurtier Simanungkalit. Lagu dan gerakan SKJ ini terbilang cukup memorabel karena juga ditayangkan di televisi dan secara rutin disiarkan sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat. Secara keseluruhan, aktivitas senam SKJ berdurasi sekitar 5 menit.

Pada tahun 1988, SKJ mengalami perubahan gerakan dan musik pengiring. Selain tujuannya untuk memperbaharui gerakan senam, perilisan SKJ 1988 bertujuan agar masyarakat tidak bosan dengan musik yang itu-itu saja. Dalam SKJ 1988, musik yang digunakan adalah musik gubahan Januar Iskak dan berdurasi sekitar 5 menit.

Tahun 1992, SKJ kembali mengalami perubahan gerakan dan musik pengiring. Sama seperti SKJ sebelumnya, SKJ 1992 menggunakan musik gubahan Januar Iskak. Berbeda dengan SKJ sebelumnya, musik yang digunakan jauh lebih energik dan merupakan gabungan dari beberapa musik tradisional Indonesia (Yamko Rambe-Rambe, Jali-Jali, Tanduk Majeng, Cing Cangkeling, Rasa Sayange, dan Paris Berantai).

Selain itu, perbedaan yang sangat signifikan dari SKJ 1992 adalah pada durasi senam yang memakan waktu hingga lebih dari 12 menit. Ada pun gerakannya juga telah dibagi menjadi 3 bagian di mana masing-masing gerakan memiliki durasi yang sangat panjang : Gerakan Pemanasan, Inti, dan Penutup.

Tahun 1994, SKJ dirilis kembali dan dikenal dengan nama SKJ 1994. Sebenarnya baik gerakan maupun musik pengiringnya sama saja dengan SKJ 1992. Hanya bedanya pada musik latar SKJ 1994 ada instruksi hitungan gerakan. Hal ini mempermudah para pesenam untuk mengikuti gerakan dan tahu kapan harus berganti gerakan.

Pada tahun 1996, SKJ dirilis kembali. Kali ini musik yang digunakan merupakan aransemen dari FX Sutopo. Gerakannya sedikit lebih energik dengan lebih modern. Durasi yang digunakan hanya berkisar 10 menit, yang terbagi menjadi 3 Bagian : Pemanasan, Inti, dan Penutup.

Itulah sejarah SKJ yang sangat legendaris tersebut. Seiring dengan perubahan kepemimpinan negara, SKJ sudah tidak lagi diwajibkan oleh pemerintah. Meski demikian, ada beberapa sekolah yang masih mencoba untuk melestarikan gerakan SKJ, sehingga mereka masih melakukan senam masal SKJ. Tujuannya hanyalah untuk mendorong kegemaran berolah raga, agar tercipta tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat.

Selamat berolahraga.....




No comments:

Post a Comment